Catatan Seorang Pemimpi

DreamPemimpi, suatu kata yang telah melekat didalam diri saya. Sejak kecil sudah mimpi ingin punya ini dan itu, ingin menjadi ini dan itu. Semakin bertambah usia, semakin tinggi pula mimpi tersebut. Setelah tercapai mimpi yang satu, terbitlah mimpi selanjutnya. Buatlah agar tetap seperti itu agar hidup kita semakin seru dan semakin hidup.

Mimpi saja jelas tidaklah cukup tanpa disertai kerja keras dan doa. Tapi yang jelas bagi saya mimpi itulah yang akan membawa saya bekerja lebih keras dan lebih giat dalam berdoa, dan pada saat kita telah meraih mimpi tersebut, rasanya akan sangat indah. Sehingga kita akan lebih menghargai mimpi yang sudah kita capai tersebut.

Mimpi bukanlah hal instan yang bisa dicapai dalam waktu sekejap, perlu tahapan-tahapan yang harus kita lalui agar mimpi itu dapat kita raih. Mimpi bagi setiap kita pun mungkin saja berbeda, ada yang mimpi meraih kesuksesan, jabatan, pendidikan tinggi, kemapanan ekonomi, naik haji dan lain sebagainya. Namun hendaklah kita jalani itu setapak demi setapak, langkah demi langkah. Seorang lulusan Akademi Militer pun tidak ada yang langsung menjadi Jenderal bukan? Namun dia harus menapaki dulu Letnan Dua, Letnan Satu, Kapten, Mayor, Letnan Kolonel, Kolonel baru setelah itu masuk ke level perwira tinggi, itupun masih melewati 3 tahap penambahan bintang terlebih dahulu sebelum berpangkat Jenderal bintang empat. Begitupun dengan karyawan karir (Kecuali bagi mereka yang orang tuanya pemilik perusahaan) yang harus melewati karir dari seorang staf biasa, hingga menjadi Direktur, seperti yang dialami oleh seorang direktur salah satu bank nasional terkemuka di Indonesia.

If we couldn’t dream, our lives wouldn’t mean anything anymore (Georg Kaiser – The Raft of the Medusa)

Jika kita tidak dapat bermimpi, hidup kita tidak akan berarti lagi –  begitu kata Georg Kaiser, seorang sastrawan Jerman. Jika kata “mimpi” terlihat sangat tinggi dan seolah kita tidak akan mampu meraihnya, maka mimpi bisa kita terjemahkan sebagai cita-cita. Dan setiap orang harus mempunyai cita-cita dalam hidupnya. Jika tidak punya cita-cita, apa yang akan kita cari dalam hidup ini? Niscaya hidup yang hanya sekali-kalinya ini akan sangat tidak berarti jika kita tidak mempunyai cita-cita. So, live our dreams!

* Hmm..nggak tau kenapa tiba-tiba sore ini pengen nulis mengenai mimpi, terlebih setelah menyadari ruangan kerja saya tepat diapit oleh ruangan CEO di sebelah kanan dan ruangan seorang Vice President di sebelah kiri 🙂

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s